Pengalaman Gapyear, Menjadi Wanita Kuat dan Optimis demi Bisa Kuliah
Artikel ini akan berisi cerita dan pengalaman teman kita bernama Nana Aprillia yang harus gapyear untuk bisa kuliah
Tahun pertama gak bisa langsung kuliah kayak teman yang lainnya?
Mungkin itulah yang aku pikirkan dahulu setelah lulus MA kok nggak ada yang mau menerima diriku ini di salah satu PTN dari semua jalur masuk PT yang ada.
Sebelum masuk kesana, perkenalkan dulu namaku Nana Aprillia, yang lahir dan dibesarkan dii Kota Pati Jawa Tengah, dan aku bukan dari SMA tetapi dari MA Darun Najah. Sifat yang mungkin menjadi ciri khasku dan dikenali adalah aku termasuk orang yang cengeng, hehe.
Sejak awal masuk MA memang sudah ada cita-cita dan harapan yang selalu aku perjuangkan yaitu untuk bisa lanjut pendidikan setelah MA yaitu kuliah. Akan tetapi, cerita dan harapan selalu pupus didepan diskusi dengan keluarga. Setiap kali diskusi tentang harapan ini selalu dipatahkan karena memang kendalnya adalah “biaya”
Akan tetapi, kala itu selalu optimis dan menjelaskan bahwa kuliah itu ada beasiswa yang dapat meringankan beban biaya kuliahku nanti. Dari situ, sejak saat itu juga aku selalu mencari informasi tentang PTN dan jurusan yang cocok dan aku minati. Intinya, saat itu aku terus mencari informasi sebanyak mungkin sampai kelas 12 datang tentang informasi kuliah.
Kemudian pada tahun 2017 tepatnya, aku bercita-cita ingin menjadi mahasiswa di Universitas terkenal di Yogyakarta. Yaps Universitas Gadjah Mada (UGM). Untuk meraih cita-cita ini aku ingin sekali bisa merasakan SNMPTN untuk daftar di UGM, tetapi pemeringkatan PDSS pun merunruhkan harapanku.
Kemudian harapanku hanya SBMPTN. Yaps, ketika daftar lewat jalur ini aku daftar di dua PTN terkenal di Yogyakarta yaitu UGM dan UNY dan memilih prodinya Biologi. Aku selalu optimis dengan apa yang akan terjadi nanti dan tes SBMPTN sudah aku lalui juga. Pengumuman tiba akhirnya ya sama saja “GAGAL”.
Tak hanya itu, aku juga mengikuti SPAN PTKIN yang pilihannya adalah PTN Islam dan IAIN/STAIN se-Indonesia. Disana, bebarengan dengan SNMPTN dinyatakan gagal juga. Jalur prestasi juga ku lewati, yaitu PBSB di IPB dengan pilihan silvikultur dan proteksi tanaman. Yaps, bukan jalanku lagi ya kayaknya.
“gagal bukan berarti harus berhenti, masih ada Jalur Mandiri”
Jalur terkahir (mandiri) ini ak tempuh di Universitas Negeri Malang yang bisa diikuti dengan Bidikmisi dan UTUL UGM 2 (yang khusus D3). Dahulu UTUL 1 dan UTUL 2 masing-masing ada tesnya. Sekarang UTUL 2 menggunakan nilai UTUL 1.
“Selamat anda belum lolos”
Aku mulai tak kuat dan rapuh meihat setiap pengumuman dari hari-kehari dan tau sendiri sifatku yang cengeng. Akhirnya aku yakin untuk gapyear dan masih besar harapan untuk bisa lanjut kuliah. Walaupun awal-awal aku selalu nangis, malu, dan berdiam diri dikamar.
Susahnya Memutuskan Gapyear
Gapyear memang salah satu pilihan karena memang jalur masuk PTN sudah habis, kalaupun mau masuk di swasta sudah jelas tidak ada uang lebih untuk itu. Perasaanku selalu kacau ketika melihat teman-teman sedang kuliah melihat pembicaraan tentang kuliah. Tapi itu nyatanya jadi saya kuat-kuatkan.
Awal-awal setelah menyakinkan, aku mulai menjajaki dunia luar untuk kerja. Awalnya aku kerja di sebuah butik dengan gaji pas-pasan dan sambil mengisi waktu daripada menggangur yang nanti hanya jadi beban saja. Disini banyak sekali yang menyarankan untuk kerja di PT (perusahaan) supaya gajinya besar dan dapat cepat terkumpul bisa untuk kuliah.
Akan tetapi, aku berfikir jika nanti sudah megang uang banyak aku takut cita-citaku mulai turun dan sudah fokus bekerja. Pikiran juga kadang muncul, walaupun kuliah juga nanti kerja. Fokus tujuan utama harus bisa kuliah.
Selain kerja, selama tahun 2018 itu aku juga aktif menjadi admin grup pejuang PTN dan sering ngadain tryout dan mengundang beberapa narasumber untuk mengisi dan memberikan motivasi bagi gapyear.
Kembalinya Pembukaan Pendaftaran
Pendaftaran kian hari semakin dekat dan waktunya tiba aku mecoba semua jalur yang ada antara lain SBMPTN, PBSB, OSC, UTUL UGM 1 dan 2, UM UNY, dan Mandiri UPN Yogyakarta. Yaa, semua itu butuh biaya yang gak cukup sedikti. Sekali jalur saja bisa dilihat dilaman webnya lah kalian bisa itung sendiri.
“Semuanya gagal”
Hatiku sudah patah, harapanku telah sirna. Setelah melalui semua jalur kok tetap sama saja belum lolos. Apakah memang ini ditakdirkan untukku untuk tidak kuliah.
Sebenarnya aku sudah satu semester kuliah di kampus swasta di Purwokerto. Disini kenapa aku memutuskan di swasta, karena aku takut kalau tidak kuliah nanti akhirnya dipaksa untuk nikah lagi.
Saat awal kuliah disini, aku bahagia karena sudah merasakan dunia kuliah dan menjadi perantau. Bahagia yang menjadi sedih ketika aku sudah kehabisan uang untuk hidup yang pas-pasan sedangkan selama disini mencari pekerjaan aku belum mendapatkannya. Beruntung punya teman-teman grup yang baik dan membantu buat makan dan pada akhirnya diusir dari Kos karena nunggak satu bulan.
Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk ikut UM PTKIN harapanya adalah bisa kuliah di negeri dan biaya tidak mahal.
Pengumuman datang dan akhirnya merasakan pengumuman paling indah dan nikmat “Selamat anda diterima” di IAIN Surakarta yang sekarang akan berganti naman mejadi UIN Raden Mas Said Surakarta dengan prodik Bimbingan dan Konseling Islam.
Masalah tetap sama, bagaimana aku membiayai hidupku dan UKT sedangkan aku belum tau sama sekali Solo. Akhirnya, aku meminta bantuan teman yang ada di solo untuk mencarikan panti asuhan (pondok pesantren) dan selama satu semester aku disana dan hidup disana.
Setelah semester satu, aku akhirnya mendapatkan pekerjaan dan bisa kos bersama teman-teman.
Ada pesan dari aku untuk teman-teman yang tidak bisa langsung kuliah di tahun pertama (gapyear).
Jangan pernah berhenti bermimpi. Kalian merasa ekonomi kurang mikir” mau lanjut kuliah ? Niat aja dulu pasti ada jalan . Jangan pernah takut untuk mencoba karna tanpa mencoba kita takkan tau hasilnya
Kisah Pejuang Inpiratif lainnya silahkan baca di : Kisah Yang Menginspirasi Masuk Kuliah
Post a Comment for "Pengalaman Gapyear, Menjadi Wanita Kuat dan Optimis demi Bisa Kuliah"
Post a Comment
Komentar yang "Tidak bernama" atau "Anonim" tidak akan kami balas.