Kisah Asa Seorang Pemimpi, Sugeng, Maba UNDIKSHA Lolos SNMPTN dari Sekolah Swasta

Yusufstudi.com - Kuliah? Masuk PTN? Pasti ingin lah... Apalagi untuk seorang anak yang memiliki cita-cita tinggi sepertiku. Aku memiliki mimpi untuk menjadi tenaga pendidik di pelosok negeri, dokter garis depan, dan seorang jaksa agung.

Inilah ceritaku. Namaku Sugeng Santoso Lahir di Blitar, 18 Mei 1999 Masih muda dan berjuang memajukan bangsaku Bangsa Indonesia
Foto saya Sugeng Santoso

Kini aku berstatus sebagai Mahasiswa Baru di salah satu PTN di Bali, tepatnya Universitas Pendidikan Ganesha, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku lolos jalur undangan yang biasa disebut dengan "SNMPTN" iya benar sekali, sebuah seleksi masuk PTN yang penuh misteri yang sampai saat ini pun aku bingung, "Kok masuk ya? Dan kenapa enggak di Surabaya aja ya?" pikirku.
Perjalananku menuntut ilmu selama tiga tahun bukan hal yang mudah, selepas SMP aku tidak memiliki biaya untuk menlanjutkan sekolah karena adikku juga mau memasuki pendidikan lanjut jenjang SMP, sedangkan ayahku yang menghidupi kami sudah sering sakit-sakitan sejak aku SD, tubuh renta ayahku bagai sudah lelah dimakan usia, banyak sudah asam dan garam yang ia telan mentah-mentah selama ini.
"SMA PGRI Srengat?" tanyaku kaget pada seorang wanita, yang dulu dia kekasihku. 

(Cieleh anak SMP aja pacaran) akhirnya aku melanjutkan sekolah ke SMA PGRI Srengat, sekolah kecil gratisan, tanpa uang gedung, gratis seragam satu stel. Pada awalnya aku minder sekolah di sini, aku mantan Ketua OSIS di SMPN 3 Ponggok, orang cukup memiliki kelebihan daripada yang lain dalam berorganisasi. Dan aku mendapat kelas pendalaman "B" yang notabene diisi dengan murid-murid lumayan pandai. Dalam Try Out pun aku selalu bertahan di posisi 10-15 besar pararel di SMP-ku.

Waktu terus bergulir, aku menjadi murid kelas 1 SMA, tapi celaka! Aku salah pergaulan, di rapor akumulasi tidak masuk tanpa keteranganku ada 12 hari. Aku mengenal teman yang mengajakku membolos, tidak masuk, dan lari saat jam pelajaran. Pun begitu dalam belajar aku tetap tidak terlalu sulit mengikuti, walau pada akhirnya aku mendapat rangking 6 dan naik ke kelas 2, aku pun menilih jurusan IPS, Kenapa aku milih IPS?
Karena pikirku dulu, "IPS, kalau nanti aku nggak bisa nerusin kuliah, setidaknya aku bisa kerja di pabrik sebagai tukang stok di gudang, kan aku udah dapat pelajaran Akuntansi."
Masa SMA-ku masih membosankan, tapi aku mulai menyukainya karena aku mulai meninggalkan kenakalanku, kini ada teman dan sahabat yang menemaniku selalu, dan... Ada dia yang menjadi salah satu alasanku pergi ke sekolah setiap harinya, namanya.... (*plakkk... Jangan dianggap, ini boongan :v) 

Saat aku sedang pelajaran, ada seorang lelaki muda yang usianya sekitar 20-an sedang lewat di luar kelas, aku pun melihatnya dan berpikir, "Siapa dia? Guru baru?"

Hari berganti, hari ini pelajaran Bahasa Indonesia, yaa... Pelajaran yang kuanggap remeh dan biasa saja, sejak SMP aku suka dengan Bahasa Inggris, karena aku pernah terpilih mewakili SMPN 3 Ponggok untuk olimpiade, yaa walau kalah... :'( Masuklah seorang guru baru itu, namanya "Bapak Zen Firdaus A...." beliau menjelaskan tentang proposal, karena aku mantan ketua OSIS yang sudah bergelut dengan proposal pun dengan songongnya ikut-ikut menjelaskan. Beliau pun bertanya lebih jauh tentang diriku, dan saat aku tahu beliau adalah guru bantu dari SMAN Srengat (sekolah favorit) aku langsung tergugah untuk cari muka dan menunjukkan "ini loh aku."
Aku terus bertanya tentang hal yang aku sebenarnya tahu, begitu inginnya cari muka, aku pun mengikuti lomba dongeng SMA/SMK se-4 kota besar di Jawa Timur, aku dilatih oleh beliau, dan aku kalah karena aku hanya mendapat nilai 84, sedangkan tertinggi 91. Tapi aku senang sudah banyak mengalahkan anak dengan embel-embel "SMA Negeri"

Hingga akhirnya aku naik kelas tiga, sejak kelas 2 aku selalu mendapat rangking 1. Oh iya, aku terpilih menjadi ketua OSIS lagi loh di sekolah ini (sedikit congkak ya hehe ). Aku selalu membuat acara-acara yang alhamdulillah selalu sukses dan banjir pujian dari bapak/ibu guru. Pada bulan Februari 2017, hal yang aku tunggu pun tiba, yaitu launching SNMPTN 2017. Akhirnya hal yang aku tunggu pun datang, setelah sejak kelas 2 aku mengunjungi web SNMPTN dan menengok PTN-PTN, akhirnya saya menyusun PTN berdasarkan kesempatan masuk, yaitu UNY, UM, UNESA, UNDIKSHA, dan UNIPA.
Karena SMA-ku bukan SMA yang memadai dalam sarana dan prasarananya.  Aku membantu Bu Guru TU input PDSS aku diberi tahu akun SNMPTN dan akun Bidikmisi sekolahku, sungguh melelahkan!

Kegelisahan mengalir dalam darahku, ketika akan mengecek tersaring tidaknya ternyata aku lupa sandi, aku pun "badmood" (ahh alay ). Beberapa hari, dan pihak sekolah tidak tahu caranya me-reset akunku, aku pun mengutak-atik sendiri akun PDSS sekolah, dan walaaa..... Sandiku berhasil tak reset lee....
Setelah minimbang-nimbang, memilah-milah, memilih-milih, dan meraba-raba, akhirnya aku SNMPTN ke UNESA juruaan P. Bahasa dan Satra Indonesia, dan UNDIKSHA jurusan P. Bahasa dan Sastra Indo, serta PKN. (Maaf ya, aku capek nulis bermajas mulu, soalnya makek HP sih hihi).
Waktu yang kutunggu tiba, sekarang tiba saatnya pengumuman SNMPTN, aku tertidur dan bangun tepat pukul 02.10 jreng... jreng.... "SELAMAT ANDA DITERIMA DI UNDIKSHA, PRODI PBSI " (Singkat aja yee) aku sangat bahagia, aku bersujud dan telaga yang ada di kedua kelopak matakku pun membuncah, aku memeluk ayahku. (Njiiir)

Perjalanan ke Singaraja sangat memiliki banyak cerita, aku dibiayai oleh Ibu Guru SMP-ku yang baik sekali karena ayahku tdk memiliki uang sepeser pun, alhamdulillah aku mendapat Bidik Misi, di sana aku numpang di rumah kenalan yang biasanya mengajar mengaji. Daftar ulangku pun lancar, dan melelahkan. Aku bertemu dengan seorang wanita aneh di sana, dia anak P. Bahasa Inggris, nyebelin banget.

Selama tiga tahun aku menahan hinaan dan cacian karena almamaterku, sekolahku kecil, tetanggaku banyak mematahkan semangatku, tapi aku sudah dan terus membuktikan, bahwa almamater bukan penentu kualitas. Nilai UNBK-ku pun melebihi anak SMA Negeri, alhamdulillah... Oh iya, selama kelas dua saya sudah menerbitkan beberapa buku karya saya loh, untuk saya berikan ke Bapak Guru B. Indo, betapa anehnya saya. Wkwkwwk.
Saya hanya menceritakan garis besarnya saja, karena bila saya jabarkan tentunya akan sangat panjang dan lebar.

Dan berkat semua tadi aku sudah membuat beberapa buku dan novel
Judulnya :
a. Izinkan Aku Mencintaimu
b. Pemecah Tuna Aksara
c. Brother Romace

Apabila kalian minat dan ingin tau seperti apa isi dari buku tersebut silahkan hubungi kami yusazis28@gmail.com atau langsung ke pemilik bukunya melalui akun sosmed dibawah ini. Semoga buku buatan saya dapat menginspirasi penulis-penulis muda Indonesia.

Ingin tanya-tanya lebih tentang saya ? Ayo berteman, hehe siapa tau jodoh (kalo cewe), kalo cowo jodoh? ogah lah (uekk). Add ya . . 

facebook : Sugeng Santoso
Line : sugengsantos1

Halo sobat studi semua. Pengen cerita kalian di-posting seperti kak Sugeng diatas? yuk kirimkan cerita kalian ya minimal 450 kata. Apasih manfaat berbagi cerita? buat motovasi orang lain apalagi terkait kesuksesan sobat studi semua. Semakin banyak yang tau cerita yang membuat orang lain termotivasi, semakin bermanfaat hidpu sobat lho.

Kirim cerita kalian ke yusazis28@gmail.com dengan format.

Subjek email : Cerita saya "Nama sobat"
Isi :
a. Nama :
b. Asal dan TTL :
c. PTN/PTK/PTS :
d. Judul untuk artikel
e. Cerita : (jangan lupa sosmed sobat)
f. Foto sobat(wajib supaya cerita ini tidak dianggap plagiat dan resmi)
Mas Yusuf
Mas Yusuf Menyapa saya di : @yusufabdhul

Post a Comment for "Kisah Asa Seorang Pemimpi, Sugeng, Maba UNDIKSHA Lolos SNMPTN dari Sekolah Swasta"